Kotak Komentar

Kotak Tanggapan

Terjang Apa pun Jenis Badainya

Seorang mahasiswa belajar sunguh-sungguh malam itu karena besok akan menghadapi UTS (Ulangan Tengah Semester). Pagi hari yang cerah itu, ia mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Dia sarapan dulu untuk menambah energi agar bisa berkonsentrasi dalam mengerjakan UTS. Materi kuliah yang akan diujikan pagi itu adalah fisika dasar II. Ujian akan dimulai pukul 07.30 WIB tepat. Mahasiswa itu melihat jam digital yang buil-in di handphone-nya. Waktu sudah menunjuk angka 07.15. Itu artinya dia masih mempunyai 15 menit. Dia mengkalkulasi perjalanan akan memakan waktu 10 menit. Jadi, ia masih punya 5 menit free.

Mahasiswa itu sekarang sudah berada di Graha (tempat berlangsungnya ujian). Dia berhenti sejenak untuk mengecek kelengkapan persyaratan yang harus dibawa waktu tes. Ternyata dia lupa tidak membawa KTM dan KRSM. Sontak wajahnya pucat. Dia bingung antara masuk atau tidak. Kalau masuk pasti dia akan di keluarkan dari ruangan pas pertengahan ujian berlangsung. Dia masih mematung. Semakin lama ia berpikir semakin, menit semakin bertambah. "Apa aku harus ke asrama dulu mengambilnya?" pikirnya dalam diri.

Kini jam sudah menunjuk angka 07.45. Ia bertekat ingin masuk, tetapi lagi-lagi ketakutan menghantuinya. Takut dikeluarin, takut ditertawaain, takut dicemooh, takut kalau pas masuk semua mata memandang ke dia. Semua kompleks.

Dia putuskan pulang saja ke asrama saja. Toh, ngulang di semester depan nggak papa, pikirnya. Tak tahu kenapa, ia putar tubuhnya 180 drajat lalu masuk ke Graha. Benar, semua mata tertuju kepadanya. Ada yang mencemoohnya dan lain-lain. Namun, itu semua tidak ia hiraukan. Yang penting baginya sekarang adalah mengerjakan soal Fisdas II dengan sebaik-baiknya. Kalau toh nanti di suruh keluar pas pemeriksaan ia akan terima dengan lapang dada. Sebab, ini memang sudah menjadi konsekuensi baginya karena kurang kelengkapan.

Ternyata tidak ada pemeriksaan sampai habis waktu ujian. Dia bersyukur diberi keberanian untuk menerjang apa pun asal tidak berhungungan dengan akidah dan larangan agama.
===

Demikianlah sekelumit cerita tentang sebuah keberanian. Jikalau mahasiswa tidak berani bertindak mengambil keputusan dalam hal mendesak, tentu ia tidak bisa mengikuti ujian dan itu artinya ia harus mengulang di semester depan. Maka, lakukan itu walau pun berat asal kita berpikir dulu dan pakai kurikulum dalam bertindak.[]

Aku Bisa tanpa Itu

Banyak ditemukan orang yang menginginkan sesuatu untuk melakukan sesuatu juga. Dia akan bahagia kalau bisa memilikinya. Dia mengaku bahwa akan bisa menyelesaikan permasalahannya bila memiliki sesuatu itu. Namun, ketika dia sudah mendapatkannya, ia tak segera menyelesaikan permasalahan itu. Menurutnya waktu masih banyak dan akan dikerjakan besok saja. Begitu seterusnya sampai tak ada waktu untuk menyelesaikannya karena umurnya sudah habis masa aktifnya.

Seperti dikisahkan. Ada seseorang mahasiswa yang sedang kuliah di sebuah institusi negri Surabaya. Semester itu ia mengambil mata kuliah pemrogaman komputer. Tiap minggu dia harus membuat program dalam bahasa C plus laporan praktikum. Dia sebenarnya bisa menyelesaikan tugas itu tepat waktu walau akan membutuhkan kerja keras dan waktu yang relatif lama dibanding teman-temannya. Sebab, ketidakpunyaan komputer menghambat terselesaikannya tugas itu. Rupanya mahasiswa ini tidak mau ambil pusing. Ia berkenyakinan kuat akan sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas itu bila mempunyai komputer baru. Sehingga tugas yang semestinya ia kerjakan harus terbengkalai. Kalaupun ia mengumpulkan tugas itu, tak lain itu adalah baceman (baca: sontekan) dari temannya. Kemudian suatu ketika ia dibelikan seperangkat komputer oleh orang tuanya. Mahasiswa tadi tentu senang dengan kabar ini. Namun, apa yang terjadi setelah ia memiliki apa yang ia inginkan? Dia tidak konsisten dengan apa yang ia katakan. Malah, dengan adanya komputer baru dirinya tersibukkan dengan duduk berjam-jam di depannya. Sekadar mengutak-ngatik, main game, atau nulis.

Begitulah manusia. Ketika seseorang berkenyakinan akan menyelesaikan suatu permasalahan dengan hasil yang baik hanya dan hanya jika memiliki sesuatu, sebaiknya titepis saja angan-angan itu. Sebab, jiwa manusia itu sering goyang karena keadaan. Yang benar adalah hadapi dan selesaikanlah masalah itu dengan fasilitas apa adanya yang dimilikinya. Ketika sempat, lakukanlah pada waktu itu juga. Jangan pernah menunda-nunda waktu.

Seorang Umar r.a pernah beerkata, "Ketiak kamu sedang berada di waktu pagi janganlah mengharap agar sore cepat-cepat datang. Dan ketika waktu sore datang janganlah kamu mengharap waktu pagi segera datang."

"Ketika kita berpikir ingin segera sore diwaktu pagi, maka pagi itu akan berjalan dengan begitu cepatnya tanpa kita sadari."

s

s

a

a

Mukadimah sek

Asslamuaikum

Belum jadi sepenuhnya nih

Daftar Blog Saya

Selamat datang di blog tercinta!

Mengenai Saya

Foto saya
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Mencoba keluar dari kebangsatan...

Silahkan bergabung dengan blog ini

Kalender